Sistem refresh untuk libur sejenak..
Bagaimana
mengantisipasinya agar panen kita tidak terbuang percuma..? Bagaimana
teknik yang justru bertujuan untuk menghambat atau memperlama panen
selanjutnya..?
Foto baglog setelah direfresh
lalu ditutup
Teknik yang biasa kami lakukan adalah teknik refresh. Teknik ini pernah kami bahas sebelumnya untuk mengantisipasi atau mengatasi hama ulat. Namun teknik ini juga berguna untuk menghambat panen sementara, paling tidak bisa menghambat sekitar 2-3hari jika bertepatan dengan hari libur...
- Bersihkan baglog dengan melakukan pencungkilan mulut baglog dari bekas-bekas panen
- Pembersihan juga meliputi bakal buah, pin head. Semua dicungkil habis..
- Jika ada bakal miselia pun juga dibersihkan.
- Lalu bersihkan pula lantai kumbung sebersih mungkin dari sisa-sisa bekas pembersihan tadi.
- Langkah ke-5 ini optional, bisa juga dengan menutup kembali mulut baglog. Untuk hal ini sebaiknya membeli cincin baglog yang dilengkapi dengan tutupnya juga.
- Lalu tutup kumbung tanpa diberi sirkulasi udara.
- Tetap jaga kelembaban udara di kisaran 85%-90%
Setelah
melakukan teknik refresh tadi, InsyaALLAH jamur tiram putih akan
tertunda pertumbuhannya selama kurang lebih 2-3hari. Di hari ke-2 dari
libur tersebut, bisa kembali diberikan raising yaitu pengabutan hingga
ke mulut botol, jadi pada saat hari ke-3 pertumbuhan sudah normal
kembali.
Jika ingin libur yang lebih lama yang mencapai kurang lebih seminggu atau 6 hari. Setelah melakukan pembersihan, mulut baglog wajib untuk ditutup kembali. Lalu jangan melakukan penyiraman kumbung dan lantai. Pada saat ini posisi baglog akan kembali di posisi inkubasi.
Keuntungan dari sistem ini adalah:
- Karena sudah dibersihkan dengan baik, posisi baglog kembali fresh untuk pembentukan buah tanpa diganggu kotoran pada mulut baglog
- Dapat menghambat sementara pembentukan jamur tiram pada saat yang memang tidak kita inginkan untuk tumbuh.
- Menghemat atau mempertahankan nutrisi baglog. Jika dibiarkan menumbuhkan jamur, tentunya nutrisi baglog akan berkurang, jika jamur yang tumbuh itu bisa terjual sih.. tidak apa, lha jika memang pada saat hari libur, lebih baik direfresh saja. Dihambat pertumbuhannya, agar nutrisi dalam baglog bisa tetap stabil.
Yang perlu diperhatikan jika melakukan sistem ini adalah:
- Pembersihan yang dilakukan harus bersih dan teliti
- Kadar air dalam baglog harus tetap dipertahankan agar baglog tidak menjadi kering, caranya dengan menutup mulut baglog dan juga menjaga kondisi kelembaban kumbung.
- Tetap perhatikan kebersihan kumbung.
- Kurangi sirkulasi udara saat refresh
- Intinya mengembalikan kondisi baglog seperti saat inkubasi. Jadi yang penting kadar air dalam baglog jangan berkurang.
Memang
sebagai petani, ada kalanya kita ingin libur sejenak, karena jenuh
juga jika tiap hari panen terus. Setidaknya teknik ini bisa untuk
istirahat sejenak 2-3hari. Maksimal 6 hari
Agar panen banyak/wajar, ini PERLU DIPERHATIKAN..!!
Banyak juga yang mengeluhkan kenapa kog panen jamur tiram pada kumbungnya sedikit?
Bagaimana menilai bahwa jumlah jamur yang dipanen pada kumbung itu normal atau tidak..?
Dan bagaimana pula untuk bisa mendeteksi apabila jumlah panen tersebut dibawah standar?
Panen jamur bisa dikatakan baik/wajar/banyak apabila memenuhi beberapa indikasi berikut ini:
1. Kestabilan panen
Kami
pernah menulis sebelumnya bahwa jumlah baglog yang panen pada suatu
kumbung berfluktuasi antara 3% hingga 10% dari jumlah baglog yang ada.
Jadi jika kita memelihara 1000 baglog, maka setiap harinya jumlah
baglog yang mengeluarkan jamur tiram putih adalah 30 buah hingga 100
buah baglog.
Jika
berat rata-rata jamur tiram yang dipetik di tiap baglognya memiliki
berat 100gram, maka hasil panen hariannya berkisar antara 0,1x30= 3kg
hingga 0,1x100= 10kg.
Berat satu tangkai jamur tiram bisa mencapai 100gram lebih
Dalam pengalaman kami, kisaran rata-rata per 1000 baglog adalah kurang lebih menghasilkan 4kg-5kg jamur tiram putih. Jadi jika merawat 5000 baglog tinggal dikalikan saja = 20kg-25kg per hari, dan seterusnya jika 10.000 baglog.
2. Progress panen pada bulan pertama dan kedua
Karakteristik
panen jamur tiram putih jenis florida dan ostern memang bierbeda,
tetapi kalau direkapitulasi hasilnya pada bulan pertama dan kedua,
hasilnya hampir sama.
Diasumsikan hasil jamur totalnya adalah 30% dari berat baglog ,
jika berat baglog 1400gram (1,4kg), maka target panen adalah =
0,3*1400 = 420gram (4,2ons). Ini jumlah panen yang sangat optimis dan
baik, jadi per 1000 baglognya diharapkan akan menghasilkan panen total
420kg dalam 4-5bulan masa panen.
Nah.., progress panen yang wajar/baik dari target tersebut adalah:
Pada bulan pertama, kira-kira sudah mencapai 35% dari target panen = 147kg
Pada bulan kedua, kira-kira sudah mencapai 65% dari target panen = 273kg.
Jadi, jika progress panen pada kumbung kita tidak mencapai angka itu, bisa dikatakan bahwa ada masalah yang harus diperhatikan. Tetapi jika tidak terlalu jauh capaiannya, ya bisa dikatakan juga masih wajar. Kalau lebih.. Alhamdulillah tentunya..
3. Rekapitulasi hasil total
Rekap
total ini hanya bisa dilakukan jika sudah mencapai 4bulan masa
produksi. Di sini kita sudah tidak bisa berbuat banyak jika jumlah
panen dibawah target, karena baglog sudah melewati masa produksinya.
Ini tentunya ditandai dengan baglog yang sudah kempes dan ringan. Bagi
sebagian pebudidaya mungkin juga ada yang bisa hingga 6bulan. Tetapi
bagi kami, umur yang pendek ini agar perputaran bisnis bisa lebih cepat.
Hasil panen total jamur per baglognya seperti yang telah dibahas
sebelumnya yaitu berkisar antara kurang lebih 30% dari berat baglog.
Ini sudah pernah kami bahas dalam berapa hasil panen jamur bagian 1, dan berapa hasil panen jamur bagian 2.
Dari ketiga indikasi tersebut, InsyaALLAH sudah bisa ditentukan, apakah panen jamur tiram pada kumbung kita normal atau kurang baik. Penting kiranya diperhatikan, jika indikasi kurang baik panen tersebut sudah dideteksi pada bulan pertama, agar kita bisa segera menentukan langkah berikutnya untuk melakukan identifikasi masalah dan segera melakukan perbaikan.
Ada baiknya juga referensi tentang pola pertumbuhan jamur tiram berikut diperhatikan juga untuk menilai normal tidaknya panen jamur di kumbung.
Jika Ternyata panen tidak baik, (kurang banyak) ada beberapa sebab yang PERLU DIPERHATIKAN, YaiTU..:
1. Kadar/takaran nutrisi pada baglog kurang baik/tidak sesuai.
Takaran
yang baik yang terkandung dalam baglog biasanya adalah kandungan
sekitar 15%-20% akumulasi kadar tepung jagung dan bekatul. Boleh juga
ditambah sedikit air gula. Tetapi pada jenis kayu tertentu terkadang
penambahan aditif seperti air gula malah tidak sesuai. Nah.., apabila
kadar takaran ini kurang, walaupun tumbuh miselium, terkadang jumlah
jamur yang dipanen kurang baik.
2. Bibit yang kurang baik.
Hal
ini sudah kami bahas sebelumnya. Intinya memang harus digunakan strain
bibit yang berkualitas untuk menghasilkan panen yang baik pula.
3. Kontaminasi dan gangguan hama.
Pada
saat di kumbung, bisa jadi ada gangguan dari bakteri tertentu, hama
ulat, siput kecil, dsb. Ini terjadi bukan karena baglog yang kurang
matang pada proses sterilisasi, tetapi kondisi kumbung itu sendiri yang
kurang bersih. Penting dilakukan, sebelum diisi baglog, kumbung
disterlisasi dengan menggunakan formalin 4% atau bisa juga dengan
menggunakan fungisida. Bersihkan kumbung dengan baik, dan usahakan
lingkungan sekitar kumbung pun hendaknya bersih. Dalam artian di
sekitar kumbung kalau bisa jangan ada tempat pembuangan sampah atau
sejenisnya.
4. Kumbung terkena banyak kontaminasi gas, asap, CO2..
Perkembangan
jamur memerlukan oksigen sebagai pemicu tubuh buah. Kontaminasi asap
atau Co2 yang berlebihan masuk ke dalam kumbung tentunya dapat
menghambat perkembangan atau pembentukan tubuh buah. Akhirnya baglog
gagal atau hanya sedikit menghasilkan jamur. Usahakan pembangunan
kumbung jauh dari lokasi pembakaran sampah, bengkel motor, dan apapun
yang menghasilkan asap. Lebih bagusnya kalau dekat dengan pepohonan.
5. Tata cara panen dan perawatan yang salah
Perawatan
sangat penting, ini dikarenakan pemanenan jamur adalah setiap hari.
Cara panen yang benar adalah mencabut jamur hingga akarnya secara
sempurna, bahkan hingga gergajiannya ikut juga. Pencabutan yang tidak
sempurna menyebabkan tertinggalnya sisa tangkai di mulut baglog, hal
inilah yang menyebabkan menghalangi panen berikutnya dan bahkan jika
membusuk dapat menyebabkan munculnya ulat, bakteri, dan mengkontaminasi
baglog.
Jadi cara panen yang benar disertai dengan selalu memeriksa kebersihan baglog sangat menentukan hasil panennya.
6. Kurangnya sirkulasi udara dan cahaya
Apabila
pada masa inkubasi untuk perkembangan miselium tidak memerlukan
oksigen, sebaliknya pada saat fase penumbuhan jamur, sangat diperlukan
oksigen sebagai pemicu tumbuhnya. Jadi kumbung yang kurang baik
sirkulasi udaranya akan berpengaruh pada hasil panen nantinya. Ini juga
terkait dengan jumlah baglog yang terlalu padat dan banyak pada
kumbung, akhirnya karena sirkulasi udara kurang, jamur yang dihasilkan
pun kurang baik dalam kuantitas. Standar pembuatan kumbung yang baik
memang masih terus dicari.
7. Kelembaban udara yang kurang..
Kelembaban
udara yang diperlukan agar dihasilkan jamur yang baik berkisar antara
80%-90%. Apabila kelembaban udara kurang, dikhawatirkan baglog akan
mengering, ini yang menyebabkan jumlah panennya akan berkurang, karena
kadar air dalam baglog harus stabil di kisaran 70%, jika berkurang,
maka akan kurang juga jamurnya atau malah gagal menumbuhkan jamur.
8. Kadar air dalam baglog yang berlebihan
Ini
malah kontradiksinya, kadar air dalam baglog harus pas. Jika berlebih,
dikhawatirkan akan memicu kontaminan yang akhirnya baglog akan gagal
menumbuhkan jamur tiram.
Mungkin masih ada beberapa hal lagi, tetapi memang umumnya berkisar antara perawatan baglog di dalam kumbung..
Memang
untuk merawat baglog jamur tiram, diperlukan ketelatenan, ketelitian,
dan juga harus rajin dalam artian menjaga higinitas dan kebersihannya.
Kumbung yang dirawat dengan baik akan berpotensi menghasilkan jamur
tiram dalam jumlah yang banyak pula..
Pengalaman kami, ada kumbung yang perawatannya optimal, dari 6500baglog ukuran 1,4kg dapat menghasilkan jamur sebanyak 3000kg (3ton) dalam waktu 130hari..
Tetapi
sebaliknya, ada kumbung yang kurang dirawat dengan baik, dari
5900baglog ukuran 1,4kg hanya menghasilkan jamur sebanyak 1700kg saja.
Mempelajari pola pertumbuhan jamur tiram
Posting
ini sebenarnya khusus untuk menjawab banyaknya pertanyaan mengenai
strategi panen yang diharapkan bisa menghasilkan jumlah panen yang
stabil.
Stabilitas
dalam kuantitas panen jamur tiram sangat diperlukan agar selalu dapat
memasok jamur ke pelanggan.. agar pelanggan ngga lari tentunya..
Sebuah pertanyaan sederhana yang membutuhkan jawaban panjang dari hasil pendalaman literatur yang kemudian kami terapkan dalam sebuah penelitian kecil yang sederhana.. Penelitian dari orang bodoh yang tidak menggunakan kaidah-kaidah dasar metoda penelitian ini diharapkan dapat sedikit memberikan gambaran bagaimana mengatur pembukaan cincin dapat menghasilkan stabilitas panen.
Sebelumnya mari kita kaji literatur yang kami dapatkan dari FAO berikut ini:
Untuk Oyster Mushroom (jamur tiram), incubation period adalah 4 minggu. Lalu masa produksinya adalah :
Petikan/panen pertama = 5 minggu
Petikan/panen kedua = 8 minggu
Petikan/panen ketiga = 11 minggu
Petikan/panen keempat = 15 minggu
Petikan/panen kelima = 20 minggu
Sebagai catatan :
Production
time is the number of weeks following inoculation. This will depend on
the season and to the amount of care given by farmers..
alias:
Waktu
produksi adalah jumlah minggu termasuk inokulasi. Ini masih sangat
tergantung kondisi cuaca dan kualitas perawatan dari petani jamur.
Dengan literatur ini mungkin bisa menjawab pertanyaan.. apakah bisa produksi jamur tiram dipercepat menjadi 2 bulan saja..?
Jawabannya.. sementara ini masih belum mungkin.. karena jamur memerlukan waktu atau jarak antara panen pertama ke panen kedua ketiga dan seterusnya..
Ok..,
untuk melihat itu mari kita perhatikan foto-foto berikut. Foto ini
sedikit menjelaskan saat awal produksi mulai dari pembukaan cincin
hingga panen..
Pembukaan cincin dilakukan tanggal 3 maret, selanjutnya setiap pagi dilakukan raising yaitu pengejutan dengan menurunkan suhu, menyiram kumbung di pagi hari dan baglognya sedikit dengan spray halus
Pada tanggal 11 maret, atau sekitar satu pekan dari pembukaan cincin, mulai muncul pin head atau bakal buah jamur tiram putih.
Sederhananya:
Buka cincin --> 7 hari muncul pin head --> 4 hari mulai panen --> 7 hari panen puncak.
Itu adalah waktu yang dibutuhkan jamur tiram.
Sekarang yang menjadi persoalan, jika kita memiliki baglog dalam jumlah tertentu (1000 baglog misalnya) bagaimanakah karakteristik panennya..?
Sekarang yang menjadi persoalan, jika kita memiliki baglog dalam jumlah tertentu (1000 baglog misalnya) bagaimanakah karakteristik panennya..?
Apakah langsung seluruhnya panen..?
Kami
melakukan pengamatan dengan menghitung jumlah baglog yang panen pada
55 hari pertama masa produksi. Pengamatan kami lakukan pada kumbung
dengan kapasitas 9000 baglog. Dari sejumlah baglog tersebut, kami
lakukan jarak pembukaan cincin baglog yang berbeda untuk kemudian
diamati pola pertumbuhannya.
Berikut ini adalah hasilnya:
Berikut ini adalah hasilnya:
Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan kedua sejumlah 1523 baglog dan grup pembukaan ketiga sejumlah 1444 baglog. Jarak pembukaan pertama dan kedua hanya 3 hari.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari grafik tersebut adalah :
- Pola pertumbuhan jamur tiram pada 55 hari pertama ternyata menunjukkan kesamaan yaitu membentuk kurva naik turun dan naik lagi.
- Pola grafik menunjukkan bahwa terjadi 3 kali panen pada 55 hari pertama. Jadi jika dihitung termasuk masa inkubasi, menjadi sekitar 85 hari atau sekitar 12 minggu. Ini berarti literatur dari FAO yang menyebutkan 11 minggu tadi sudah hampir sama dengan pengamatan kami.
- Pada satu grup pembukaan (misal 1523 baglog pada pembukaan ke dua) Pola pertumbuhan membentuk kurva yang menunjukkan masa produksi panen pertama sekitar 15 hari. Jadi dari sejumlah 1523 baglog tersebut tidak panen langsung seluruhnya melainkan bergantian selama 15 hari. Puncak panen terjadi pada 7 hari setelah masa awal panen teramati. Ini sesuai sekali dengan foto yang tadi kami tunjukkan. Pada tgl 15 mulai awal panen, tanggal23 panen mencapai puncaknya.
- Pola masa produksi grup pembukaan 15 hari ini juga mirip pada panen kedua dan ketiga seperti yang ditunjukkan pada grafik tersebut.
- Jarak antara puncak panen pertama dan panen kedua dan panen ketiga kurang lebih sekitar 15-20 hari. Jadi bisa diamati, jika hari ini panen maksimal (banyak) maka InsyaALLAH sekitar 15-20 hari kemudian akan terjadi panen yang banyak pula.
- Berat panen pertama, kedua, ketiga akan selalu mengalami penurunan.
- Pada jarak pembukaan cincin yang kurang dari 1 minggu, maka pola pertumbuhan akan mirip atau tidak terlalu berpengaruh.
- Pada jarak pembukaan cincin sekitar 10-15 hari baru didapatkan perbedaan yang memberikan pola panen yang stabil. Tampak pada grafik gabungan, saat panen dari grup pembukaan kedua dan ketiga menurun, panen pada grup pembukaan ke lima dan ke enam justru pada puncaknya.
- Dengan mengatur jarak pembukaan baglog per grup sekitar 1 minggu diharapkan dapat menghasilkan stabilitas panen yang baik
Berikut
ini adalah grafik hasil panen dalam kg dengan pengaturan pembukaan
cincin baglog. Mungkin masih dapat disempurnakan lagi. Tetapi dengan
begitu masih bisa didapatkan stabilitas. Pada 3 bulan masa produksi,
hasil masih rata-rata 30kg - 50kg per hari
Dari semua itu hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Pola yang diamati khusus pada jamur tiram putih
- Pola yang diamati tersebut masih sangat tergantung dengan kondisi cuaca, suhu, dan kelembaban
Yang menjadi kata kunci penting dalam pertumbuhan jamur tiram adalah:
Jamur
memerlukan oksigen sebagai pemacu pertumbuhan, namun jamur juga
membutuhkan kelembaban yang optimal agar bisa tumbuh dengan baik.
Dua
kondisi ini sering merupakan kontradiksi, banyaknya oksigen/udara yang
masuk ke kumbung dapat menyebabkan kondisi kelembaban kumbung turun.
Namun untuk menjaga kelembaban diperlukan kumbung yang tertutup. Jadi
memang petani harus sabar melakukan kondisi buka tutup jendela kumbung
dengan disertai memperhatikan terus kondisi kelembaban optimal yang
bisa menjaga kuantitas panen.
Mengatasi hama ulat pada jamur tiram putih
Secara umum, sebenarnya budidaya jamur tiram putih tidak memilikihama penyakit seperti jenis sayuran lainnya.Hama pengganggu yang seringkali menyerang jamur tiram putih adalahhama ulat. Bagaimana dan kenapa hama ini menyerang jamur tiram, apapenyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.. InsyaALLAH akan kamibahas sedikit. Maaf kalau sedikit..,soalnya tahunya sedikit..
Apa penyebab hama ulat pada jamur tiram putih?
1.Penyebab alami dan kelembaban.
Yang
dimaksud dengan penyebab alami adalah ulat memang biasa munculpada
jamur tiram putih jika kelembaban udara yang berlebihan.Itu sebabnya
hama ini biasa menyerang pada musim hujan. Pengalamankami selama ini,
pada periode musim hujan, paling tidak hama ulatmenyerang pada hari ke
80 an. Pada periode musim kemarau, biasanyahampir tidak terdapat hama
ulat.
2.Penyebab luar berupa kotoran
kumbung
yang kurang bersihKumbung yang kurang dijaga kebersihannya, banyak sisa
bonggolatau tangkai jamur tiram hasil sisa panen berserakan,
biasanyadapat menimbulkan banyak hewan-hewan kecil, kepik, dsb.
Adanyahewan-hwan inilah yang memicu munculnya ulat.
3.Penyebab dari dalam log itu sendiri.
Penyebab dari dalam log masih kami bagi menjadi dua juga :
a. Penyebab dari jamur tiram yang keluar dari log.
Apabila
terdapat jamur tiram yang kelewatan tidak ikut dipanen dalamkumbung,
lalu membusuk di log itu, biasanya pada jamur tiram itulahmuncul
ulat-ulat kecil. Ulat ini kemudian dapat menyebar ke jamuratau log
lainnya, dan apabila berkembangbiak, bahkan dpt secaramenyeluruh
menular.
b. Penyebab yang memang dari dalam log itu sendiri.
Dalam
proses pemilihan jenis bekatul, hendaknya dipilih yang masihbaru.
Begitu juga dalam proses sterilisasi baglog dalam steamer,hendaknya
dijaga betul kebersihannya. Jika tidak, bisa jadi memangada bibit ulat
yang terdapat dlam baglog yang nantinya bisa munculpada saat panen
jamur.
4. Penyebab lainnya..
Ini terjadi bila
lingkungan sekitar kumbung memang bukan lingkungan yang bersih. Bisa
jadi seperti terdapat kandang ternak lain dsb.
Cara mengatasi hama ulat.
INGAT..!!
Jamur tiram putih adalah jenis sayuran organik. Hendaknyasebisa mungkin
dihindari penggunaan obat-obat insektisida yang memangbisa membunuh
hama ulat.
Berdasarkan pengalaman kami, proses
REFRESH baglog yang sudah kamibahas sebelum ini InsyaALLAH dapat
mengatasi hama ulat ini.berikut akan kami bahas ulang..:
1.
Bila penyebabnya adlaah penyebab alam dan kelembaban, atasi dengan
langkah pencegahan. Pada saat membangun kumbung dengan dinding
bambu,hendaknya lengkapi dengan plastik, Tetapi jangan lupa tambahkan
jendelauntuk sirkulasi udara. Kelembaban yang berlebih dapat diatasi
denganmemberi sirkulasi udara yang banyak, sementara hentikan proses
penyiramantambahan, buka tutup pintu jendela yang ada.
bersihkan kumbung secaraberkala dan pastikan pada proses refresh tidak ada lagi air yang menggenang di dalam baglog.
2.
Bila penyebabnya adalah kotoran, baik itu sisa bonggol, atau
kotoranlainnya, setelah proses refresh tadi, bersihkan kumbung dengan
baik, lalujuga di luar kumbung lakukan sterilisasi ulang dengan
menyemprotkan formalin.
3. Jika penyebabnya adalah dalam
baglog, lakukan proses refresh denganbaik, bersihkan dengan sebersihnya
baglog dengan melakukan pencungkilanhingga terlihat serbuk gergajinya.
PENANGANAN KHUSUS..
Jika
semua jenis penanganan itu masih belum dapat mengatasi hama
ulat,berarti kumbung dalam kondisi parah. Ini karena ulat tersebut sudah
meninggalkantelur dalam log sehingga pembersihan lingkungan tidak mampu
mengatasidan membunuhnya.. Kondisi ini jika dibiarkan terus, maka jamur
yangdipanen akan terus menerus mengandung ulat.
Cara penanganan khusus ini sebenarnya not recomended, tetapi jika sangatterpaksa dapat dilakukan.
Caranya adalah :
1.
Lakukan proses refresh secara menyeluruh. Cungkil semua jamur tiram
yangada dalam kumbung sampai tidak menyisakan, walaupun yang kecil
sekalipun.
2. Gunakan insektisida (kami menggunakan jenis LANATE) sesuai dengan kadar atau takaran yang tertera dalam produk.
3. Selama proses refresh dan penyemprotan insektisida, kumbung tidak bolehdilakukan penyiraman air seperti biasanya.
4. Proses penyiraman air dilakukan setelah 3 hari dari proses penyemprotan insektisida.
5.
Karena jamur tiram termasuk sayuran organik, memang diusahakan tidak
adacampuran bahan insektisida dan obat-obatan lain. Maka hasil panen
jamurpertama setelah proses ini (hari ke-4), SEBAIKNYA DAN DIUSAHAKAN UNTUK TIDAK DIJUAL.
Jamur
tiram hasil panen pertama, biasanya berwarna kecoklatan dan
berbau.Sehingga sebaiknya memang tidak dikonsumsi.Baru pemanenan jamur
tiram hari selanjutnya InsyaALLAH sudah tidak atausedikit saja
mengandung sisa insektisida, karena proses raising ataupenyiraman yang
dilakukan.
Jika memang ada proses penanganan lain berdasarkan pengalaman para petaniatau dari literatur, kami harapkan juga dapat ditambahkan..
Jika memang ada proses penanganan lain berdasarkan pengalaman para petaniatau dari literatur, kami harapkan juga dapat ditambahkan..
Refresh baglog jamur tiram putih
Ketika umur baglog sudah mencapai umur 70-80 hari, kami mengenalkan suatu metode perawatan baglog yang disebut refresh baglog. Kenapa refresh ini perlu dilakukan, dan apa tujuannya?
Umumnya jika perawatan dilakukan kurang optimal, pada saat baglog mencapai umur dua bulan lebih (sekitar 70 hari), adakalanya progress panen mengalami penurunan. Hal ini bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- pada saat pemanenan jamur tiram, proses pemetikan yang paling baik adalah dengan
melakukan pemetikan hingga akar tangkai tercabut semua (sampai serbuk gergaji kelihatan)
Jika akar tangkai (bonggol tertinggal) dapat menghalangi pertumbuhan jamur selanjutnya.
- Penyiraman yang berlebihan tanpa memperhatikan kelembaban yang sudah tinggi, biasanya
dapat menyebabkan timbulnya air yang tertandon (terisi) dalam baglog. Ini dapat
menyebabkan ujung baglog menjadi mengeras.
- Kebersihan kumbung yang kurang dijaga, dapat memicu timbulnya banyak hewan seperti
kepik yang juga memicu adanya ulat2 kecil.
- Banyaknya sisa bonggol dan tangkai bahkan sisa jamur tiram yang berjatuhan di lantai
kumbung.
- Terdapat jamur tiram yang kemungkinan dalam proses pemanenan tertinggal atau lupa
tidak terpanen sehingga membusuk di baglog
- Posisi baglog pada rak yang sudah kurang lurus, miring, perlu diperhatikan.
Umumnya karena empat hal tadi, progress panen dapat menurun. Untuk menaikkan lagi hasil panen dan mengoptimalkan hasil dari baglog jamur, proses refresh ini kadangkala perlu dilakukan.
Adapun tatacaranya adalah sebagai berikut :
1. Hentikan sementara proses penyiraman kumbung
2. Bersihkan kumbung dengan menyapu lantai dan membersihkan sisa tangkai, serbuk gergaji yang sering berceceran, dan sisa-sisa hasil panen jamur.
3. Cungkil dan bersihkan sisa bonggol yang terdapat dalam baglog hingga tampak kembali serbuk gergajinya.
4. Bersihkan dalam kumbung dari banyaknya sarang laba-laba yang sering muncul. Dan selama proses pembersihan ini, buka semua sirkulasi udara ke dalam kumbung.
5. Setelah proses pembersihan dan refresh dilakukan, biarkan 2 hari kumbung dan jangan disiram.
6. Pada hari ke 3, lakukan raising, penyiraman seperti biasanya untuk menaikkan kelembaban kembali.
Setelah proses raising dilakukan, dalam 5 sampai 7 hari kemudian InsyaALLAH produksi jamur akan mulai meningkat. Bahkan dalam pengalaman kami, 10 hari kemudian, biasanya bisa memproduksi maksimal hingga 10% dari jumlah baglog.
Gambar jamur yang mulai bermunculan setelah proses refresh
Ketika umur baglog sudah mencapai umur 70-80 hari, kami mengenalkan suatu metode perawatan baglog yang disebut refresh baglog. Kenapa refresh ini perlu dilakukan, dan apa tujuannya?
Umumnya jika perawatan dilakukan kurang optimal, pada saat baglog mencapai umur dua bulan lebih (sekitar 70 hari), adakalanya progress panen mengalami penurunan. Hal ini bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- pada saat pemanenan jamur tiram, proses pemetikan yang paling baik adalah dengan
melakukan pemetikan hingga akar tangkai tercabut semua (sampai serbuk gergaji kelihatan)
Jika akar tangkai (bonggol tertinggal) dapat menghalangi pertumbuhan jamur selanjutnya.
- Penyiraman yang berlebihan tanpa memperhatikan kelembaban yang sudah tinggi, biasanya
dapat menyebabkan timbulnya air yang tertandon (terisi) dalam baglog. Ini dapat
menyebabkan ujung baglog menjadi mengeras.
- Kebersihan kumbung yang kurang dijaga, dapat memicu timbulnya banyak hewan seperti
kepik yang juga memicu adanya ulat2 kecil.
- Banyaknya sisa bonggol dan tangkai bahkan sisa jamur tiram yang berjatuhan di lantai
kumbung.
- Terdapat jamur tiram yang kemungkinan dalam proses pemanenan tertinggal atau lupa
tidak terpanen sehingga membusuk di baglog
- Posisi baglog pada rak yang sudah kurang lurus, miring, perlu diperhatikan.
Umumnya karena empat hal tadi, progress panen dapat menurun. Untuk menaikkan lagi hasil panen dan mengoptimalkan hasil dari baglog jamur, proses refresh ini kadangkala perlu dilakukan.
Adapun tatacaranya adalah sebagai berikut :
1. Hentikan sementara proses penyiraman kumbung
2. Bersihkan kumbung dengan menyapu lantai dan membersihkan sisa tangkai, serbuk gergaji yang sering berceceran, dan sisa-sisa hasil panen jamur.
3. Cungkil dan bersihkan sisa bonggol yang terdapat dalam baglog hingga tampak kembali serbuk gergajinya.
4. Bersihkan dalam kumbung dari banyaknya sarang laba-laba yang sering muncul. Dan selama proses pembersihan ini, buka semua sirkulasi udara ke dalam kumbung.
5. Setelah proses pembersihan dan refresh dilakukan, biarkan 2 hari kumbung dan jangan disiram.
6. Pada hari ke 3, lakukan raising, penyiraman seperti biasanya untuk menaikkan kelembaban kembali.
Setelah proses raising dilakukan, dalam 5 sampai 7 hari kemudian InsyaALLAH produksi jamur akan mulai meningkat. Bahkan dalam pengalaman kami, 10 hari kemudian, biasanya bisa memproduksi maksimal hingga 10% dari jumlah baglog.
keluhan turunnya panen jamur tiram putih
Dalam seminggu minggu terakhir ini hasil panen jamur tiram putih turun
secara drastis. Pasokan jamur tiram ke Pasar yang turun ini dikeluhkan
bukan saja oleh petani jamur, tetapi juga para bakul, pedagang, dan
pengecer di Lapangan. Kami beberapa kali ditelpon untuk menambah
kapasitas jamur tiram, tetapi memang dikarenakan 1 kumbung yang ada
masih dalam masa inkubasi, akhirnya Kami hanya mengandalkan panen dari 2
kumbung saja. Kami berkali-kali mohon maaf kepada para pedagang yang
mengambil jamur tiram kami, Karena memang turunnya hasil panen jamur
tiram disebabkan beberapa faktor. Kami harapkan dalam minggu ke depan
grafik panen sudah kembali naik untuk menjaga kestabilan pasokan jamur
ke pasar.

Dalam foto tersebut tampak bahwa hasil panen satu grup jaringan penjualan jamur tiram putih dalam seminggu terakhir turun drastis. Puncak hasil panen terjadi tanggal 7 november 2008 yang mencapai 200 kg lebih. Tampak pula bagi catatan yang masih kosong itu berarti kumbung masih dalam masa inkubasi.
Turunnya hasil panen jamur tiram ini disebabkan oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Untuk faktor luar, suhu yang terlalu dingin dan curah hujan yang cukup tinggi di daerah Batu dalam sepekan terakhir ini menyebabkan kelembaban sangat tinggi, bahkan cenderung basah. Untuk tingkat kelembaban yang terlalu tinggi inipun malah dapat menghambat pertumbuhan tubuh buah. Selain itu jamur yang dipanen pun cenderung basah. Untuk hal ini sudah diantisipasi dengan menutup dinding kumbung menggunakan plastik dan mulsa dan hasilnya cukup efektif mengurangi tingkat kadar air jamur tiram putih saat dipanen. Suhu yang terlalu dingin (mencapai 17oC) juga ternyata kurang baik bagi pertumbuhan tubuh buah, dalam pengamatan Kami, jamur dapat berproduksi optimal di kisaran suhu 23oC hingga 27oC.
Untuk Faktor dari dalam, memang hal ini disebabkan grafik panen yang sedang menurun. Untuk ini akan kami coba jelaskan dalam uraian berikut ini. Kami pernah mengadakan sebuah pengamatan kecil untuk meneliti pola panen jamur tiram putih. Pengamatan yang dilakukan adalah :
Baglog dapat menghasilkan 2 kali pemanenan dalam 40 hari pertama, dan rata-rata berat jamur tiram per baglognya sekitar 100 gram.
Masa panen untuk masing-masing grup pembukaan (misalnya 1400 baglog) adalah sekitar 15 hari dan membentuk grafik kurva naik lalu turun kembali.
setelah itu baglog mengalami masa inkubasi ulang untuk panen ke-2 selama kurang lebih 5 hari, kemudian grafik naik lagi untuk masa panen ke-2 dengan masa yang sama yaitu sekitar 15 hari juga.
Sebaiknya untuk menjaga stabilitas panen, pembukaan baglog dilakukan tidak secara serentak tetapi dengan memberikan interval. Misalkan untuk kumbung dengan kapasitas 5000 baglog, pembukaan dapat dilakukan per 1000 baglog dengan interval 2 hari. Hal ini jika diperhatikan dari grafik panen, tujuannya agar hasil panen dapat berada terus pada puncak grafik.
Strategi untuk penjadualan panen dan pengaturan interval pembukaan baglog ini sangat penting bagi pebudidaya yang memiliki kontrak penjualan tetap dengan pihak pembeli jamur tiram. Memang untuk pengaturan ini sifatnya empiris, dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih. Tetapi segala upaya yang ada layak untuk diusahakan demi menjaga kualitas dan kuantitas jamur tiram putih di pasaran.

1. Menentukan target market kita.
Tentukan pasar/pedagang yang akan kita tawarkan jamur tiram. Misalkan pada pasar Batu - Malang, jumlah pedagang yang akan kita tawarkan ada 10 pedagang, masing masing pedagang menyanggupi untuk mengambil sekitar 2kg – 5kg, maka jumlah panen yang harus kita tentukan dalam kumbung adalah 20kg – 50 kg per hari. Jumlah inilah yang harus kita penuhi untuk membangun kredibilitas dan ketersediaan jamur bagi para pedagang pasar.
2. Membuat penjadualan pengisian baglog dalam kumbung
Berapapun jumlah baglog dalam kumbung yang kita kelola. Kita harus memiliki mengatur penjadualan yang jelas. Misalnya kita memiliki 10.000 baglog dalam kumbung, itu artinya pada masa produksi optimal, jamur bisa menghasilkan hingga 100 kg per harinya. Jika kita tidak memiliki pasar sebesar itu, maka jumlah 10.000 baglog itu harus dijadual dengan baik, misalnya diisi per 2000 log dengan jarak pengisian kumbung 2 minggu, maka panen akan stabil di angka 30 kg per hari. Ini akan lebih memudahkan kita dalam mendistribusikan hasil panen sesuai dengan target pasar yang telah kita tentukan.
3. Jaga kualitas panen
Setiap pedagang akan mampu menjual habis jamur tiram apabila kualitas barang yang ditawarkan bagus dan segar. Untuk itu kita harus menjaga kualitas panen kita agar tetap segar. Sebaiknya jamur dipanen sekitar 3 – 4 jam sebelum dipasarkan dan dikemas dalam bentuk plastik hampa agar jamur bisa bertahan lebih dari 24 jam.
4. Beri label khusus pada plastik kemasan jamur
Dengan banyaknya jumlah jamur, untuk membedakan jamur yang kita produksi dengan produksi dari petani lainnya, berikan label sederhana yang menunjukkan identitas kita. Hal ini untuk membangun brand, kepercayaan, dan kredibilitas. Jika ada barang kembali atau komplain dari pedagang, kita akan dengan mudah menerima atau memperbaiki kualitas. (Misalkan jamur terlalu basah, terlalu tua, kurang segar, dsb)
5. Periksa terus terhadap hama penyakit
Secara umum apabila jamur telah berproduksi, tidak ada hama berupa jamur liar. Akan tetapi, dikarenakan jamur mengandung protein, maka apabila baglog telah berumur lebih dari 60 hari, biasanya terdapat hama ulat. Ulat ini sebenarya bukan berasal dari baglog atau dari jamurnya, tetapi berasal dari lingkungan (ingat percobaan pada daging (lois pasteur) waktu di SMP, daging yang diletakkan terbuka, maka lama-lama akan ada ulatnya. Khusus untuk kasus pada jamur tiram ini, apabila pada jamur telah terdapat ulat. Hentikan sementara proses pemanenan, petik seluruh jamur hingga menyisakan jamur yang kecil-kecil saja dan pinhead. Lalu kompres (beri obat) hama ulat. Biarkan kumbung dan jangan diberi proses raising (penyiraman) selama 2 hari. Setelah itu lakukan perawatan seperti biasanya. Maka selanjutnya InsyaALLAH hama ulat akan bisa diatasi.
6. Buat kerja sama dengan petani jamur lain
Jumlah panen jamur tidak selalu stabil, ada kalanya karena cuaca, kelembaban yang berlebihan, ataupun kurang, hasil panen tidak bisa optimal. Untuk menjaga demand pasar yang stabil, kita perlu menjaga hubungan baik antar petani jamur, sehingga apabila kekurangan pasokan jamur, kita bisa bekerja sama untuk memenuhi permintaan jamur tiram para pedagang.
Kredibilitas pebudidaya jamur tiram putih akan dikenal oleh masyarakat, apabila memiliki pasokan jamur tiram secara kontinu dan berkesinambungan. Karena itulah pengelolaan bisnis ini harus dilakukan secara serius dan tekun. Tidak ada yang sulit dalam berbudidaya jamur tiram ini. Sumber daya, bahan baku, sistem, penjualan sudah terbentuk dengan baik. Tinggal bagaimana kita mampu menyikapi untuk melakukan pengembangan ke arah yang lebih baik saja.
Dalam foto tersebut tampak bahwa hasil panen satu grup jaringan penjualan jamur tiram putih dalam seminggu terakhir turun drastis. Puncak hasil panen terjadi tanggal 7 november 2008 yang mencapai 200 kg lebih. Tampak pula bagi catatan yang masih kosong itu berarti kumbung masih dalam masa inkubasi.
Turunnya hasil panen jamur tiram ini disebabkan oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Untuk faktor luar, suhu yang terlalu dingin dan curah hujan yang cukup tinggi di daerah Batu dalam sepekan terakhir ini menyebabkan kelembaban sangat tinggi, bahkan cenderung basah. Untuk tingkat kelembaban yang terlalu tinggi inipun malah dapat menghambat pertumbuhan tubuh buah. Selain itu jamur yang dipanen pun cenderung basah. Untuk hal ini sudah diantisipasi dengan menutup dinding kumbung menggunakan plastik dan mulsa dan hasilnya cukup efektif mengurangi tingkat kadar air jamur tiram putih saat dipanen. Suhu yang terlalu dingin (mencapai 17oC) juga ternyata kurang baik bagi pertumbuhan tubuh buah, dalam pengamatan Kami, jamur dapat berproduksi optimal di kisaran suhu 23oC hingga 27oC.
Untuk Faktor dari dalam, memang hal ini disebabkan grafik panen yang sedang menurun. Untuk ini akan kami coba jelaskan dalam uraian berikut ini. Kami pernah mengadakan sebuah pengamatan kecil untuk meneliti pola panen jamur tiram putih. Pengamatan yang dilakukan adalah :
- Pengamatan terhadap beberapa rak baglog jamur dan melakukan pembukaan tutup baglog dengan interval tertentu.
- Melakukan pencatatan jumlah baglog yang menghasilkan panen jamur tiram putih
- Melakukan pencatatan berat jamur tiram putih dari masing-masing pembukaan
- Meneliti masa panen awal yaitu di 40 hari pertama
Baglog dapat menghasilkan 2 kali pemanenan dalam 40 hari pertama, dan rata-rata berat jamur tiram per baglognya sekitar 100 gram.
Masa panen untuk masing-masing grup pembukaan (misalnya 1400 baglog) adalah sekitar 15 hari dan membentuk grafik kurva naik lalu turun kembali.
setelah itu baglog mengalami masa inkubasi ulang untuk panen ke-2 selama kurang lebih 5 hari, kemudian grafik naik lagi untuk masa panen ke-2 dengan masa yang sama yaitu sekitar 15 hari juga.
Sebaiknya untuk menjaga stabilitas panen, pembukaan baglog dilakukan tidak secara serentak tetapi dengan memberikan interval. Misalkan untuk kumbung dengan kapasitas 5000 baglog, pembukaan dapat dilakukan per 1000 baglog dengan interval 2 hari. Hal ini jika diperhatikan dari grafik panen, tujuannya agar hasil panen dapat berada terus pada puncak grafik.
Strategi untuk penjadualan panen dan pengaturan interval pembukaan baglog ini sangat penting bagi pebudidaya yang memiliki kontrak penjualan tetap dengan pihak pembeli jamur tiram. Memang untuk pengaturan ini sifatnya empiris, dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih. Tetapi segala upaya yang ada layak untuk diusahakan demi menjaga kualitas dan kuantitas jamur tiram putih di pasaran.
Perawatan yang tepat menghasilkan panen jamur tiram yang optimal
Beberapa rekan seringkali mengeluhkan hasil panen jamurnya yang kurang
optimal. Kisaran hasilnya hanya mencapai 300an gram per log. Di lain
tempat ada rekan yang mampu menghasilkan hingga 500 gram per log.
Pada awal kami melakukan budidaya, pada kumbung no.1 kami isi dengan 10250 log, dan menghasilkan 3722kg total atau rata-rata 363gram/log. Pada musim selanjutnya log kami kurangi menjadi 9400 log dan menghasilkan 3800an kg atau rata-rata 400gram/log. Pengurangan log dalam kumbung ini ternyata memberikan ruang sirkulasi udara yang lebih untuk penumbuhan tubuh buah dan terbukti mampu memproduksi jamur lebih banyak.
Memang dalam perawatan baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik adalah :
Intinya adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman dari segi sirkulasi udara. Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung cukup nyaman bagi anda untuk bernafas, maka jamur dalam lingkungan yang baik untuk tumbuh. Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya memiliki sirkulasi udara yang buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung terlalu banyak sehingga terkesan sesak.
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :
Baglog berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi jamur, jika ya, hanya sedikit dan lambat.
Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang baik dalam kumbung. Atasi dengan memeriksa temperatur dan kelembaban serta sirkulasi oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup pintu/jendela kumbung dan atur hingga kondisinya sesuai. Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam lintah, atau hama. Atasi dengan memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan kumbung. Atur kondisi kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, dan ventilasi. Periksa dengan benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera buang jika terdapat log kontaminasi . Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara, asap, racun (dari obat-obatan sayuran misalnya), gas chlorine. Atasi segera dengan memindahkan asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa exhaust fan dalam kumbung untuk mengeluarkan gas tersebut.
Jamur berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan tubuh buah terlalu lama. Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)
Penyebabnya 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi terlalu gelap tanpa cahaya sama sekali). Atasi dengan mengatur penambahan cahaya dengan jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap). Yang penting jamur tidak terkena sinar matahari secara langsung. Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak karbondioksida. Pada saat produksi jamur, log mengeluarkan semacam gas yang mengandung karbondioksida. Karena pertumbuhan tubuh buah memerlukan oksigen (kondisi aerob), atur pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau menutup pintu dan jendela kumbung. Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama. Sebaiknya pada saat miselium mencapai panjang 85 – 90% baglog, tutup baglog sudah mulai dibuka. Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan tubuh buah malah akan terlambat.
Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku pebudidaya jamur tiram. Memang masih banyak lagi tips yang mampu menambah hasil panen yaitu dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan. Namun intinya untuk memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan yang baik.
Pada awal kami melakukan budidaya, pada kumbung no.1 kami isi dengan 10250 log, dan menghasilkan 3722kg total atau rata-rata 363gram/log. Pada musim selanjutnya log kami kurangi menjadi 9400 log dan menghasilkan 3800an kg atau rata-rata 400gram/log. Pengurangan log dalam kumbung ini ternyata memberikan ruang sirkulasi udara yang lebih untuk penumbuhan tubuh buah dan terbukti mampu memproduksi jamur lebih banyak.
Memang dalam perawatan baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik adalah :
- Sirkulasi udara
- Pencahayaan (jamur tidak butuh cahaya yang banyak) tetapi kumbung juga tidak terlalu gelap
- Kelembaban. Untuk pertumbuhan jamur yang baik kelembaban adalah sekitar 85%.
- Bersih dari kontaminasi asap dan C02.
- Menjaga selalu kebersihan kumbung
- Pengawasan terhadap hama
Intinya adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman dari segi sirkulasi udara. Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung cukup nyaman bagi anda untuk bernafas, maka jamur dalam lingkungan yang baik untuk tumbuh. Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya memiliki sirkulasi udara yang buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung terlalu banyak sehingga terkesan sesak.
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :
Baglog berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi jamur, jika ya, hanya sedikit dan lambat.
Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang baik dalam kumbung. Atasi dengan memeriksa temperatur dan kelembaban serta sirkulasi oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup pintu/jendela kumbung dan atur hingga kondisinya sesuai. Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam lintah, atau hama. Atasi dengan memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan kumbung. Atur kondisi kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, dan ventilasi. Periksa dengan benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera buang jika terdapat log kontaminasi . Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara, asap, racun (dari obat-obatan sayuran misalnya), gas chlorine. Atasi segera dengan memindahkan asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa exhaust fan dalam kumbung untuk mengeluarkan gas tersebut.
Jamur berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan tubuh buah terlalu lama. Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)
Penyebabnya 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi terlalu gelap tanpa cahaya sama sekali). Atasi dengan mengatur penambahan cahaya dengan jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap). Yang penting jamur tidak terkena sinar matahari secara langsung. Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak karbondioksida. Pada saat produksi jamur, log mengeluarkan semacam gas yang mengandung karbondioksida. Karena pertumbuhan tubuh buah memerlukan oksigen (kondisi aerob), atur pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau menutup pintu dan jendela kumbung. Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama. Sebaiknya pada saat miselium mencapai panjang 85 – 90% baglog, tutup baglog sudah mulai dibuka. Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan tubuh buah malah akan terlambat.
Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku pebudidaya jamur tiram. Memang masih banyak lagi tips yang mampu menambah hasil panen yaitu dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan. Namun intinya untuk memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan yang baik.
Membentuk jaringan pasar jamur tiram
Pada post sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pada masa produksi,
jamur tiram dalam kumbung akan terus dipanen selama 120 hari.
Referensinya dapat dilihat di data ebook referensi hasil panen kami.
Untuk dapat menjual seluruh hasil panen dengan baik, kita harus memiliki jaringan pemasaran yang efektif dan solid. Umumnya para pedagang tradisional ataupun para tengkulak yang menjual jamur akan selalu meminta kontinuitas, artinya apabila kita menjual jamur tiram segar kepada mereka, maka konsekuensinya harus terus menerus menyanggupi ketersediaan barang. Yang perlu dilakukan adalah :
Untuk dapat menjual seluruh hasil panen dengan baik, kita harus memiliki jaringan pemasaran yang efektif dan solid. Umumnya para pedagang tradisional ataupun para tengkulak yang menjual jamur akan selalu meminta kontinuitas, artinya apabila kita menjual jamur tiram segar kepada mereka, maka konsekuensinya harus terus menerus menyanggupi ketersediaan barang. Yang perlu dilakukan adalah :
1. Menentukan target market kita.
Tentukan pasar/pedagang yang akan kita tawarkan jamur tiram. Misalkan pada pasar Batu - Malang, jumlah pedagang yang akan kita tawarkan ada 10 pedagang, masing masing pedagang menyanggupi untuk mengambil sekitar 2kg – 5kg, maka jumlah panen yang harus kita tentukan dalam kumbung adalah 20kg – 50 kg per hari. Jumlah inilah yang harus kita penuhi untuk membangun kredibilitas dan ketersediaan jamur bagi para pedagang pasar.
2. Membuat penjadualan pengisian baglog dalam kumbung
Berapapun jumlah baglog dalam kumbung yang kita kelola. Kita harus memiliki mengatur penjadualan yang jelas. Misalnya kita memiliki 10.000 baglog dalam kumbung, itu artinya pada masa produksi optimal, jamur bisa menghasilkan hingga 100 kg per harinya. Jika kita tidak memiliki pasar sebesar itu, maka jumlah 10.000 baglog itu harus dijadual dengan baik, misalnya diisi per 2000 log dengan jarak pengisian kumbung 2 minggu, maka panen akan stabil di angka 30 kg per hari. Ini akan lebih memudahkan kita dalam mendistribusikan hasil panen sesuai dengan target pasar yang telah kita tentukan.
3. Jaga kualitas panen
Setiap pedagang akan mampu menjual habis jamur tiram apabila kualitas barang yang ditawarkan bagus dan segar. Untuk itu kita harus menjaga kualitas panen kita agar tetap segar. Sebaiknya jamur dipanen sekitar 3 – 4 jam sebelum dipasarkan dan dikemas dalam bentuk plastik hampa agar jamur bisa bertahan lebih dari 24 jam.
4. Beri label khusus pada plastik kemasan jamur
Dengan banyaknya jumlah jamur, untuk membedakan jamur yang kita produksi dengan produksi dari petani lainnya, berikan label sederhana yang menunjukkan identitas kita. Hal ini untuk membangun brand, kepercayaan, dan kredibilitas. Jika ada barang kembali atau komplain dari pedagang, kita akan dengan mudah menerima atau memperbaiki kualitas. (Misalkan jamur terlalu basah, terlalu tua, kurang segar, dsb)
5. Periksa terus terhadap hama penyakit
Secara umum apabila jamur telah berproduksi, tidak ada hama berupa jamur liar. Akan tetapi, dikarenakan jamur mengandung protein, maka apabila baglog telah berumur lebih dari 60 hari, biasanya terdapat hama ulat. Ulat ini sebenarya bukan berasal dari baglog atau dari jamurnya, tetapi berasal dari lingkungan (ingat percobaan pada daging (lois pasteur) waktu di SMP, daging yang diletakkan terbuka, maka lama-lama akan ada ulatnya. Khusus untuk kasus pada jamur tiram ini, apabila pada jamur telah terdapat ulat. Hentikan sementara proses pemanenan, petik seluruh jamur hingga menyisakan jamur yang kecil-kecil saja dan pinhead. Lalu kompres (beri obat) hama ulat. Biarkan kumbung dan jangan diberi proses raising (penyiraman) selama 2 hari. Setelah itu lakukan perawatan seperti biasanya. Maka selanjutnya InsyaALLAH hama ulat akan bisa diatasi.
6. Buat kerja sama dengan petani jamur lain
Jumlah panen jamur tidak selalu stabil, ada kalanya karena cuaca, kelembaban yang berlebihan, ataupun kurang, hasil panen tidak bisa optimal. Untuk menjaga demand pasar yang stabil, kita perlu menjaga hubungan baik antar petani jamur, sehingga apabila kekurangan pasokan jamur, kita bisa bekerja sama untuk memenuhi permintaan jamur tiram para pedagang.
Kredibilitas pebudidaya jamur tiram putih akan dikenal oleh masyarakat, apabila memiliki pasokan jamur tiram secara kontinu dan berkesinambungan. Karena itulah pengelolaan bisnis ini harus dilakukan secara serius dan tekun. Tidak ada yang sulit dalam berbudidaya jamur tiram ini. Sumber daya, bahan baku, sistem, penjualan sudah terbentuk dengan baik. Tinggal bagaimana kita mampu menyikapi untuk melakukan pengembangan ke arah yang lebih baik saja.
Dengan
begitu banyaknya atensi, email, telpon, dan malah kami didatangi secara
langsung ke lokasi, kami berniat membuat semacam ebook untuk tatacara
budidaya dan pemeliharaan jamur tiram lengkap dengan foto2nya.
Ebook,
website, dan segala sesuatu tentang jamur tersebut InsyaALLAH kami
launching bulan ini. Sekarang sedang dalam proses pembuatan dan editing.
Kami mohon doa restu dari seluruh rekan. Dan juga tentunya kritik dan saran.
Penataan baglog jamur
Sistem penataan yang dicobakan menggunakan rak mati dengan menambahkan pen pada tiang penyangga baglog. Diharapkan dengan memberikan ruang dan sirkulasi udara yang cukup pada masing-masing rak, dapat menghasilkan pemanenan jamur tiram putih yang lebih optimal.
Pada penataan tahap pertama sejumlah 2000 baglog kemaren, miselium pada baglog jamur rata-rata telah mencapai 30% - 40%.
Perawatan Jamur
untuk menjaga kualitas hasil panen jamur tiram putih, perawatan terhadap baglog jamur haruslah optimal.
Untuk itu perlu terus dipantau dan dijaga kelembaban udara kumbung berkisar antara
90 - 95% dengan cara melakukan penyiraman dan pengabutan air secara teratur.
Penyiraman
biasanya dilakukan pada pagi hari dan sore menjelang malam untuk
menurunkan suhu sekaligus merupakan proses raising bagi baglog jamur
yang belum tumbuh jamur.
Apabila telah muncul jamurnya, maka penyemprotan air dilakukan pada lantai dan
kumbung, tidak mengenai tubuh buah.
Perawatan baglog jamur
saat pemindahan baglog jamur tiram putih dari ruang inkubasi, prosentase panjang miselium setiap baglog berbeda-beda.
Untuk
memudahkan perawatan, kami membagi baglog tersebut berdasarkan jumlah
mayoritas miselium yang diletakkan pada rak - rak dalam rumah jamur.
Hingga
saat ini, Alhamdulillah semua baglog telah mencapai miselium hingga
100%, tetapi dalam pengamatan kami, ketika mencapai 100 % dan tutup
baglog dibuka,
jamur baru bisa dipanen pada 7 - 10 hari kemudian.
Berikut langkah-langkah perawatannya :
- Pisahkan dan taruh baglog pada rak sesuai dengan prosentase miselium terbanyak.
- Pada saat miselium mencapai 90 - 100% buka tutup baglog dan lakukan raising atau penurunan suhu pertama kali
- Usahakan rumah jamur harus dalam kondisi kelembaban yang optimal yaitu kelembaban 85 - 90%
- Siram baglog yang dalam kondisi penumbuhan tubuh buah pada pagi dan sore hari.
- Untuk baglog yang masih memerlukan masa inkubasi pertumbuhan miselium, tidak perlu dilakukan penyiraman.
- Lakukan pemanenan setelah 4 hari pertumbuhan tubuh buah.
Hasil Jamur Tiram Putih
Menurut pengamatan kami, suhu optimal untuk perkembangantubuh buah jamur adalah berkisar antara 18 sampai 23 derajat.
Kadangkala di Junggo suhu menjadi sangat dingin hingga 15 derajat,dan juga berangin kencang.Pada saat seperti itu, pertumbuhan jamur tiram selalu mengalami penurunan.
Dalam catatan kami, hasil panen jamur tiram putih per baglogmencapai 380 gram. Berat media baglog adalah 1500 gram.
Artinya prosentase jamur terhadap media adalah 380/1500 = 25,3%.
Angka ini sudah cukup baik, artinya jika dihitung investasinyadengan harga jamur Rp. 6000,- berarti per log menghasilkanangka 0.38 x 6000 = Rp. 2280,- Pembelian media baglog adalah Rp. 1600,-Berarti sudah mendapatkan keuntungan sebesar = Rp.680 atau 42,5%dari modal pembelian.
Kami terus mencari beberapa referensi mengenai prosentase hasiljamur terhadap media, tetapi belum ada penelitian atau referensiyang cukup untuk dijadikan acuan di INDONESIA.
Referensi yang kami dapatkan dari thailand menyebutkan hasilpanen jamur berkisar atara 28% - 35% dari berat media, hal initergantung dari mutu baglog, nutrisi dan bibit yang diberikan,kepadatan media serbuk gergaji, dan juga kondisi cuaca sertaperawatan ketika masa penuaian hasil.
Pada Musim ke-4 ini, kami mencoba metoda perawatan berdasarkanreferensi dari Malaysia dan Thailand. Kami berusaha untuk meningkatkan hasil dari angka 25,3% tadi menjadi28%, sehingga diharapkan keuntungan yang didapat dapat lebihoptimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar